Tertibkan Pedagang, Pemkot Probolinggo Bangun Empat Sentral PKL

"Itu nantinya akan diperuntukkan bagi para pedagang anggota PKL dan UMKM juga. Semua tempat yang kita bangun hampir seluruhnya rampung. Contoh yang ada di Stadion Bayuangga, listriknya sudah ada dan mejanya juga kita sudah buatkan. Tinggal nunggu kesiapan para anggota PKL dan UMKM saja," ujar Fitriawati

Tertibkan Pedagang, Pemkot Probolinggo Bangun Empat Sentral PKL
Pemotor melewati salah satu Sentral PKL yang dibangun oleh Pemkot Probolinggo. (Foto : Raphel/Narasinews.id)

Narasinews.id, PROBOLINGGO - Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo terus berupaya menertibkan para pedagang agar tidak berjualan di trotoar dan bahu jalan. Salah satunya solusinya dengan menyediakan Sentral PKL yang siap dihuni oleh para pedagang di beberapa titik taman serta Ruang Terbuka Hijau (RTH). 

Diketahui empat proyek Sentral PKl tersebut digarap melalui proses lelang di LPSE Kota Probolinggo. Untuk lokasinya diantaranya Sentral PKL dan UMKM GOR Mastrip yang menelan anggaran sebesar Rp499,5 juta; Sentral PKL dan UMKM Kedupok dengan anggaran sebesar Rp492,5 juta.

Tidak hanya itu, di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Maramis juga tersedia sentral PKL, dengan menelan anggaran sebesar Rp450 juta dan Sentral PKL di Taman Semeru dengan anggaran sebesar Rp 500 juta.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (DKUPP) Kota Probolinggo, Fitriawati, menjelaskan di sisi bagian timur Stadion Bayuangga yang berada di Jalan Raya Panjaitan, juga ada beberapa tenda mini.

"Itu nantinya akan diperuntukkan bagi para pedagang anggota PKL dan UMKM juga. Semua tempat yang kita bangun hampir seluruhnya rampung. Contoh yang ada di Stadion Bayuangga, listriknya sudah ada dan mejanya juga kita sudah buatkan. Tinggal nunggu kesiapan para anggota PKL dan UMKM saja," ujarnya, Selasa (17/1/2023).

Untuk sistem pembagiannya bakal dilakukan per-wilayah. Sehingga Pemkot Probolinggo akan mengumpulkan koordinator lapangan PKL. Harapannya mereka nantinya bisa mendapat tempat yang layak untuk berjualan. 

"Jadi mereka tidak berjualan di trotoar lagi. Seperti kemarin-kemarin. Kasihan, selain diobrak sama Satpol PP, mereka juga kerap menjadi penyebab macetnya arus lalu lintas serta hilangnya fasilitas hak pejalan kaki akibat trotoar yang diperuntukkan pejalan kaki mereka gunakan untuk berjualan," beber Fitriawati

Fitriawati optimis dengan adanya Sentral PKL tersebut mampu mendongkrak perekonomian para PKL. "Karena kan kemarin mereka lama tidk berjualan akibat pandemi Covid-19," tandasnya. (*) 

*Reporter : Rephel | Editor : Fathur Rozi