Intensifkan Bulan Timbang, Strategi Dinkes Kabupaten Malang Tekan Angka Stunting

Apr 3, 2023 - 13:12
 0
Intensifkan Bulan Timbang, Strategi Dinkes Kabupaten Malang Tekan Angka Stunting
epala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Wijanto Widjoyo saat ditemui Jurnalis Narasinews.id di kantornya. (Foto : Suseno/Narasinews.id)

Narasinews.id, MALANG - Masalah gizi buruk atau kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang yang mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak (stunting) menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan tiap daerah. Salah satunya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang 

Untuk itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang terus menggalakkan bulan timbang bagi bayi di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dua kali dalam setahun. Kegiatan tersebut sebagai antisipasi awal ada tidaknya stunting.

Menurut Kadinkes Kabupaten Malang, Wijanto Widjojo, bulan timbang dilakukan di masing-masing Puskesmas dan Posyandu dan dilaksanakan pada bulan Pebruari serta Bulan Agustus 2023.

"Untuk bulan timbang awal dilaksanakan pada bulan Pebruari kemaren, dan yang kedua pada bulan Agustus mendatang yang dilaksanakan dua kali dalam setahun," kata Wijanto saat ditemui di kantornya, Senin (3/4/2023).

Dalam bulan timbang tersebut juga dilakukan pengukuran dan berat badan bayi oleh tenaga kesehatan, namun begitu alat ukur digunakan masih belum standard nasional. 

"Dari pemerintah sendiri mengalokasikan alat ukur bayi namanya antropometri. Dengan melakukan pengukuran dan timbang badan dapat diketahui secara pasti kesehatan bayi tersebut," jelasnya. 

Nantinya alat ukur antropometri ini akan diberikan pada setiap Posyandu sebanyak satu unit. Tujuannya agar pengukuran timbang bayi lebih tepat.

"Setiap Posyandu diberikan satu set alat ukur yang dalam satu set tersebut ada lima item, untuk ukur tinggi dan lain lainnya. Itu masuk dalam pengadaan yang tahun ini tahun terakhir agar supaya setiap Posyandu memiliki alat ukur yang sesuai standar dari Kemenkes RI," beber Wijanto.

Wijanto berharap, dengan pengukuran bisa cocok, sedangkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dilakukan oleh tim dari pusat dengan pengukuran sistem sempel dimana dari ribuan bayi dan anak diambil secara sempling atau acak.

"Jadi dengan pengukuran sistem acak hasil stunting di Kabupaten Malang jadi tinggi di akhir tahun 2022 kemaren angka stunting 20 persen lebih, berbeda jauh dengan angka pada kegiatan bulan timbang ini yang angkanya dikisaran 7 sampai 8 persen," tegas Mantan Kepala Puskesmas Pakis ini.

Bahkan Dinkes mempertanyakan perihal perbedaan angka stunting di Kabupaten Malang, "Perbedaan angka kita tanyakan ke Kemenkes. SSGI tidak bisa dipakai karena memakai sistem sempling di mana dari ribuan anak balita yang disempling hanya ratusan saja, jadi kan tidak sesuai fakta di lapangan," tandas Wijanto.

Dinkes target angka stunting di Kabupaten Malang akan turun di angka 18 persen dari angka 22 persen dengan sistem SSGI.

Wijanto optimis target penurunan stunting di Kabupaten Malang bisa terwujud berkat kerjasama dengan semua pihak, dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan lainnya. (*) 

*Reporter : Suseno | Editor : Fathur Rozi

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow