Kepedulian Bupati Situbondo Jadi Inspirasi Ketua Ansor, Yogi Datangi Kediaman Korban Pengeroyokan Maut
Kedatangan Bupati Situbondo ke kediaman korban meninggal akibat pengeroyokan menjadi inspirasi banyak pihak. Di antaranya sejumlah pengurus Ansor Kabupaten Situbondo.
NARASINEWS.ID - Kedatangan Bupati Situbondo ke kediaman korban meninggal akibat pengeroyokan menjadi inspirasi banyak pihak. Di antaranya sejumlah pengurus Ansor Kabupaten Situbondo.
Ketua PC GP Ansor Situbondo, Yogi Kripsian Syah, mendatangi rumah Almarhum Muhammad Fakhriy Ghufron beberapa hari setelah kedatangan Bupati Situbondo, Karna Suswandi, ke lokasi tersebut. Dia mengaku terinspirasi dengan semangat Bupati dalam memberikan support dan mendukung penegakan hukum di Kabupaten Situbondo.
"Kami sebagai anak muda tentu juga malu kalau tidak merasa terpanggil. Sekelas Bupati Karna saja mau untuk turun ke rumah duka, kenapa Ansor tidak?" ungkap Yogi kepada Redaksi Narasinews.id, Selasa (28/5/2024).
Tak jauh seperti yang dilakukan Bupati Karna, Yogi bersama rombongan memberikan support kepada keluarga, mendoakan almarhum, dan meminta penegakan hukum seadil-adilnya di Kota Santri Pancasila.
"Saya sangat bersemangat ikut mendorong kasus ini agar diproses dengan baik. Bagi kami, ini adalah gerakan kolaborasi antara korban, pemerintah dan masyarakat. Kita bareng-bareng bergandengan tangan agar sanksi hukum diterapkan dan peristiwa serupa tidak terulang di Kabupaten Situbondo," ucapnya.
"Apalagi Pak Bupati kan sudah datang ke sini. Itu yang juha menambah semangat kami. Semoga korban benar-benar mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya. Kami percaya polisi profesional dalam menangani kasus ini," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Bupati Situbondo, Karna Suswandi, mendatangi rumah keluarga korban untuk memberikan support dan penguatan.
Bupati juga mendoakan almarhum. Dia meminta keluarga untuk bersabar dan berharap amal ibadah siswa kelahiran 2009 itu diterima oleh Allah SWT.
"Saya meminta kepada keluarga korban untuk bersabar. Semoga segala dosa Almarhum diampuni dan segala amal ibadahnya diterima, serta husnul khatimah," ungkap Bupati Situbondo kepada Redaksi Narasinews.id, Senin (27/5/2024).
Tak hanya itu, Bung Karna juga mendukung penegakan hukum yang sesuai aturan. Sehingga keadilan benar-benar bisa ditegakkan. "Saya juga koordinasi dengan Pak Kapolres, bahwa penegakan hukum akan terus berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku," jelasnya.
Kronologi Pengeroyokan Maut
Sebelumnya juga diberitakan aksi pengeroyokan hingga korbannya meninggal dunia tidak hanya terjadi pada Vina Cirebon. Di Situbondo hal serupa juga terjadi. Hanya saja korbannya kali ini adalah anak belasan tahun yang bernama Muhammad Fakhriy Ghufron.
Fakhriy meninggal dunia setelah dikeroyok oleh sepupuluh anak di Lapangan Kalianget, Kecamatan Banyuglugur. Ironisnya para pelaku ini adalah anak di bawah umur.
Keterangan terkait status pelaku yang berada di bawah umur itu didapatkan dari Kasi Humas Polres Situbondo, Iptu Achmad Sutrisno. Melalui pesan WhatsApp, dia menjelaskan kepada Redaksi Narasinews.id bahwa pelaku masih di bawah umur. Pesan tesebut dikirmkan sekitar pukul 22.16, Minggu (26/5/2024).
Para Pelaku Bawa Sajam
Kakak perempuan korban, Novisa, mengatakan kepada Narasinews.id bahwa dirinya mendapat informasi dari sejumlah orang bahwa beberapa pelaku juga membawa senjata tajam. Seperti parang dan pisau. Hanya saja senjata-senjata tersebut tidak sampai disabetkan kepada korban.
Meski senjata tajam yang dibawa tidak digunakan, namun aksi brutal tersebut memberikan dampak fatal kepada korban. Almarhum Fakhriy mengalami gegar otak dan meninggal dunia setelah mendapat perawatan di rumah sakitsakit setelah jadi bulan-bulanan para pelaku.
Sejatinya kata Novisa, banyak orang di lokasi saat peristiwa terjadi. Hanya saja orang-orang tidak berani menolong karena pelaku membawa senjata tajam.
Tak hanya itu, sebelum peristiwa terjadi korban juga sempat mendapat chat melalu Whatsapp dari nomor baru. Bahkan kata-kata kotor dikirimkan oleh si pemilik nomor. Ketika itu Almarhum Fakhriy tidak mengetahui siapa si pengiriman WhatsApp.
Akhirnya korban terpancing dan mendatangi para pelaku. Setelah bertemu di lapangan Kalianget, korban kemudian dikeroyok. "Digeret, diinjak-injak kepalanya," ungkap wanita yang akrab disapa Mbak Novi ini menceritakan peristiwa tragis di Lapangan Kalianget.
Bahkan kata Novi, korban sempat berusaha lari. Namun tetap dikejar. "Kepalanya kan gagar otak kan," terangnya.
Korban Sempat Diperingati Awas Mati
Sebelum datang ke lokasi pengeroyokan, korban sempat chatingan dengan salah satu temannya. Dia dinasihati agar tidak ke lokasi karena khawatir mati. Namun korban tetap keluar sekitar pukul 24.00.
"Dia bilang sama orang sini, eh aku ditantangin. Anu mau ke sana. Jangan nanti kamu mati. Ada gitu lah lihat di HP-nya itu. Jangan kamu tidur aja, " ucap Novi menirukan percakapan adiknya dengan temannya.
Keluarga Belum Terima Tembusan dari Polisi
Hingga berita ini ditulis, kata Novi, pihak keluarga belum menerima tembusan dari kepolisian terkait penangkapan pelaku. Hanya ada orang yang menginformasikan bahwa polisi sudah mengamankan 9 dari 10 pelaku.
"Belum dapat. Cuma denger gitu. Ada yang ngasik tahu. Pelakunya sudah 9 ada di Polres. Ada yang nelpon lagi, katanya ada yang lari ya. Saya WA, ya takut disuruh tanda tangan Senin Kamis lagi pak," ujarnya.
Novi juga sempat bertanya-tanya alasan polisi melepas para pelaku dan hanya disanksi tandatangan Senin Kamis.
"Karena kan sudah ditangkap Busser sama Polres, kok bisa dilepasin? Kan gitu. Kok bisa tandatangan Senin Kamis. Kok gak takut kabur?" ucapnya.
Setelah ditanya alasannya, kata Novi, karena bukti kurang kuat. Padahal pelaku sudah mengaku. Selain itu alasan lainnya karena di bawah umur.
"Ya saya bilang, oh berarti kalau anak SMA, anak SMP, boleh bunuh orang berarti. Tapi ada yang bilang katanya itu kan pembunuhan berencana. Tapi kok kayak Vina kenapa kok bisa dihukum seumur hidup itu. Kan anak sekolah juga itu. Kan sama ceritanya," ucapnya.
Novi juga menceritakan detail penangkapan pertama hingga sanksi tandatangan Senin Kamis. "Kemarin itu sempat ditangkap kan sama Polres. Tapi keluar lagi ini. Tandatangan Senin Kamis gitu kan. Saya kan gak ngrus kan di rumah sakit. Katanya bukti kurang kuat. Masih nunggu Fahriy ngomong. Fahriy gak sadar sama sekali," terangnya.
"Ya kan sekarang sudah meninggal kan adik saya. Katanya tadi ditangkapin lagi. Tak viralin sama saya. Karena kan seperti ada apa gitu kan," ujarnya.
Meninggal Karena Jantung Otak Bengkak
Salah satu penyebab meninggalnya korban kata Novi berdasarkan diagnosa dokter karena jantung otaknya bengkak. Sehingga obat apapun tidak bisa masuk. Korban pun meninggal. "Harapan keluarga, adik saya kan mati. Ya saya minta hukuman mati," ujarnya.
Alasannya karena pembunuhan itu direncanakan. "Iya kan berencana. Lagian yang WA itu ternyata temannya adik saya. Walapun dia ngakunya cuma bergurau. Coba dia itu diinjak-injak juga kepalanya, kan pasti ngaku juga digebukin 10 orang. Kalau dihalusin sama polisinya ya gak mungkin ngaku," jelasnya.
Hanya saja Kasi Humas Polres Situbondo, Iptu Achmad Sutrisno, belum memberikan informasi detail terkait informasi penangkapan pelaku. Saat ditanya oleh Redaksi Narasinews.id terkait status para pelaku apakah sudah ditahan atau diamankan, Kasi Humas mengaku masih konfirmasi ke Kasat Reskrim Polres Situbondo. "Masih konfirmasi dengan Kasat Reskrim. Tadi sore masih gelar," jelasnya.
What's Your Reaction?