IGA 2022, Bupati Situbondo Paparkan Inovasi Bidang Kesehatan
"Situbondo berdasarkan pengukuran mandiri input dari data 224 inovasi itu memiliki kematangan Indeks Inovasinya dengan skor 86. Dan itu terkoreksi menjadi kurang lebih 76, sehingga itu masuk katagori sangat inovatif dan masuk dalam 12 besar kabupaten yang kepala daerahnya memaparkan IGA 2022 ," ujar Ketua Badan Inovasi Percepatan Pembangunan Daerah (BIPPD) Situbondo, Hermanto.
Narasinews.id, SITUBONDO - Bupati Situbondo, Karna Suswandi, memaparkan inovasi di bidang kesehatan dalam presentasi kepala daerah Innovative Government Award (IGA) Tahun 2022, Senin (21/11). Materi yang dipaparkan pria yang akrab disapa Bung Karna ini terkait inovasi dalam menekan angka kematian ibu dan angka kematian bayi (AKI/AKB).
Ketua Badan Inovasi Percepatan Pembangunan Daerah (BIPPD) Situbondo, Hermanto mengatakan, ada dua program inovasi yang dipaparkan Bung Karna. Yakni Calon Pengantin Mendapat Pelayanan Prima (Caterina) dan Sistem Informasi Manajemen Elektronik Situbondo Sehat Mantap Berjaya (Simessem Berjaya).
"Situbondo berdasarkan pengukuran mandiri input dari data 224 inovasi itu memiliki kematangan Indeks Inovasinya dengan skor 86. Dan itu terkoreksi menjadi kurang lebih 76, sehingga itu masuk katagori sangat inovatif dan masuk dalam 12 besar kabupaten yang kepala daerahnya memaparkan IGA 2022 ," ujarnya kepada Jurnalis Narasinews.id, Selasa (22/11/2022).
Pria yang juga menjadi Dosen di Fisip Universitas Jember ini menyampaikan, dari 12 bupati yang memaparkan materi di IGA, Bung Karna ada di nomor kelima. "Pak Bupati memaparkan inovasi di bidang kesehatan. Karena persoalan AKI/AKB di tahun 2021 terbilang cukup tinggi," benernya.
Menurutnya di tahun 2021 AKI mencapai 46 orang dan AKB di tahun yang sama mencapai 108 orang. "Sehingga Pak Bupati memilih bidang kesehatan yang dipaparkan di IGA Tahun 2022, dan di situ berbasis digital dan non-digital," tegas Hermanto.
Inovasi non-digital yakni Caterina. "Ini adalah peran Puskesmas membangun kolaborasi dengan multi pihak. Yaitu dengan kemenag, pemerintah desa, bidan desa turun ke bawah untuk mendeteksi remaja perempuan calon ibu hamil yang berisiko tinggi. Nanti di situ dikasih edukasi dan skrining, kalau hasil skrining beresiko tinggi maka dia harus dipantau hingga persalinannya. "Kalau hasil skriningnya normal, maka dia bisa melahirkan di Puskesmas secara nomal," tuturnya.
Program Caterina ini kemudian dilengkapi dengan kelahiran progam inovasi berbasis digital di bidang kesehatan, Yakni Simessem Berjaya. "Karena kita kan perlu untuk mengkoneksi ini. Nah input dari ini untuk dijadikan pengambilan keputusan, termasuk juga progam pembiayaan melalui program Sehati (sehat gratis -red) maka Caterina ini dilengkapi dengan Simessem Berjaya," imbuh Eks Aktivis PMII ini.
Simessem Berjaya nantinya, kata Hermanto, dijadikan sebagai input data dari Puskesmas atas hasil deteksi dari Caterina terkait calon ibu hamil. "Kalau dia beresiko tinggi otomatis terpantau di Simessem Berjaya. Nanti ditentukan titik koordinat lokasinya. Di Simessem Berjaya itu juga merupakan kolaborasi data dan perencanaan lintas OPD ( dinas kependudukan, dinas kesehatan, perencanaan dan penganggaran) yang terintegrasi sebagai pengambilan keputusan mitigasi resiko kematian ibu dan bayi serta memprediksi kemampuan daerah dalam merencanakan pembiayaannya juga," ujarnya.
Hermanto optimis, melalui paparan Bung Karna mamapu membawa Situbondo masuk 10 besar daerah terinovatif tahun 2022. "Nanti dari 12 kepala daerah yang memaparkan materi di IGA akan diambil 10 kepala daerah. Respon dari tim penilai juga bagus, seharusnya sih masuk ya," tutupnya.
Sekedar informasi, 12 Bupati yang memaparkan materi inovasi daerah di IGA Tahun 2022 adalah Bupati Situbondo, Banyuwangi, Bogor, Wonogiri, Tabalong, Temanggung, Sragen, Tangamus, Pamekasan, Padang Pariaman, Indragiri Hilir dan Hulu Sungai Selatan. (*)
*Reporter : Fathur Rozi | Editor : Izzul Muttaqin
What's Your Reaction?