Embung Jati Malang Mengering, Petani Pun Terancam Gagal Panen dan Terpuruk
BLITAR, NARASINEWS.ID – Embung Jatimalang yang terletak di Kelurahan Sentul, Kota Blitar saat ini kondisi debit airnya berkurang drastis dan terancam mengering.
Hal itu dipicu oleh kemarau panjang itu, sehingga sumber mata air beserta sungai yang mengaliri Embung Jatimalang nyaris hilang.
Dampak itu semua, ratusan petani jagung terancam gagal panen.
Petani padi pun di musim kemarau ganti menanam jagung.
Menurut, Sakur warga sekitar, Embung Jatimalang memiliki fungsi sangat besar mengairi sawah petani. Tetapi kini embungnya, mengering dan tidak bisa membasahi lahan pertanian.
"Untuk mengairi sawah yang luasanya 8 hektare saja tidak mampu, kemarin saja tidak bisa semua sawah bisa dialiri air," jelasnya, Minggu (20/11/2023).
Sementara itu, Koyum teman Sakur menimpali hal serupa.
Namun, jika ingin air maka harus beli atau menyedot air. Kisaran cengkal seratus saja dibutuhkan 600 ribu rupiah, dan dilakukan tiga kali sesi pengairan.
"Hal ini sangat memberatkan petani, karena harus menambah biaya lagi untuk mengairi sawah. Apalagi pada musim panen nanti, petani jelas merugi," keluhnya.
Koyum juga menjelaskan, harga Jagung sekarang sedang turun, dari Rp6.200 jadi menjadi Rp5.600
"Sungguh tidak cocok dengan pengeluaran petani yang besar tetapi hasilnya minus. Bisanya bertahan jadi petani dari pada tidak ada pekerjaan," paparnya.
"Apalagi sumur warga mulai mengering untuk mencari air buat masak, untung dari BPPD Kota Blitar setiap hari dropping air di beberapa titik. Itu saja harus antri lama dan kita masih memikirkan sawah yang perlu juga diperhatikan airnya," bebernya bernada lesu.
Sakur dan Koyum petani warga Sentul berharap harga jagung stabil supaya petani tidak merugi banyak dan hujan segera turun agar warga tidak kesulitan mencari air untuk keperluan sehari-hari.(*).
*Reporter: Martono | Editor : Isma
What's Your Reaction?