Di Babel, Mendagri Imbau Pemprov Perhatikan Laju Angka Inflasi dan Stunting

"Saya menghargai di Provinsi Babel pertumbuhan ekonominya di atas 5 persen, 5,4 persen, sementara inflasinya di angka 3,4 persen itu juga masih bagus, saya minta tapi untuk diturunkan, dilihat betul apa penyumbangnya, kontributornya inflasi dan setelah itu ditangani," ujar Mendagri

Sep 16, 2023 - 08:43
 0
Di Babel, Mendagri Imbau Pemprov Perhatikan Laju Angka Inflasi dan Stunting
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian.

Narasinews.id, Belitung - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). 

Di sini Mendagri menekankan pentingnya pemerintah daerah (Pemda) mengendalikan laju angka inflasi dan stunting. 

"Saya menghargai di Provinsi Babel pertumbuhan ekonominya di atas 5 persen, 5,4 persen, sementara inflasinya di angka 3,4 persen itu juga masih bagus, saya minta tapi untuk diturunkan, dilihat betul apa penyumbangnya, kontributornya inflasi dan setelah itu ditangani," ujarnya saat Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Kepulauan Babel di Hotel BW Suite, Jumat (15/9/2023).

Diketahui, Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan dua kota di Babel yaitu Pangkalpinang dan Tanjungpandan pada Agustus 2023 mengalami kenaikan menjadi 3,45 persen secara year on year (yoy). 

Angka ini lebih tinggi jika dibanding bulan sebelumnya sebesar 2,14 persen yoy. Secara rinci Kota Pangkalpinang mengalami inflasi sebesar 3,14 persen yoy dan Kota Tanjungpandan sebesar 3,99 persen yoy.

Mendagri menegaskan, upaya pengendalian inflasi penting untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan yang terjangkau bagi masyarakat. 

Dia mengimbau seluruh kepala daerah agar terjun langsung ke pasar dan mengecek harga pangan. 

"Yang penting adalah rajin turun cek harga pangan sebelas atau dua belas harga pokok, dan buat tim tiap hari cek pasar, WA (WhatsApp) saya mana yang naik, begitu ada kenaikan segera rapat," ujarnya.

Kenaikan harga pangan, lanjut Mendagri, harus segera diselesaikan sampai ke akarnya. 

Pihaknya mencontohkan beberapa kendala pemicu tingginya harga pangan, salah satunya terhambatnya proses distribusi dan kurangnya suplai barang. Untuk itu, Mendagri meminta masalah itu segera diselesaikan.

"Kalau kurang (komoditasnya), tambah suplai dari kerja sama antardaerah yang surplus atau minta bantuan pusat ada Badan Pangan Nasional (Bapanas) itu yang paling penting sekali," ungkapnya.

Mendagri menegaskan pihaknya telah meminta Bapanas untuk terus melakukan intervensi pada daerah yang kekurangan suplai komoditas. 

"Saya sudah sampaikan ke Bapanas tolong intervensi ke daerah yang tepat dengan adanya anggaran yang ada, tepat artinya betul-betul dibantu," tegasnya.

Selain inflasi, Mendagri juga menyinggung persoalan stunting yang perlu mendapat perhatian serius. 

Pasalnya, stunting dapat memengaruhi perkembangan otak balita. 

Kondisi ini bakal mengganggu proses belajar anak. Kemudian stunting menjadi beban bagi bonus demografi Indonesia. 

"Bonus demografi Indonesia jadi bencana jika anak kita kurang gizi. Maka mereka jadi beban bukan bonus. Tumbuh tidak bagus, maka tak bisa jadi tenaga kerja unggul. Itulah kenapa kita ribut masalah stunting ini," jelasnya. 

Guna mengurangi angka stunting, Mendagri menjelaskan beberapa langkah bagi Pemda.

Pertama, membuat data detail ibu hamil, anak-anak di bawah usia 2 tahun berdasakan nama dan alamat secara berjenjang dari desa hingga ke provinsi. 

Kedua, Pemda menyusun inovasi penanganan seperti membuat platform aplikasi laporan berbasis digital. 

Ketiga, mengintervensi kepada yang kurang mampu seperti makanan bergizi berupa ikan, bukan mi instan atau biskuit. Keempat, melakukan evaluasi rutin, rapat kordinasi melibatkan kabupaten/kota.

"Ini tangung jawab kita kepada Tuhan. Anak-anak ini perlu ada kreativitas untuk makanan yang bergizi, termasuk edukasi," pungkasnya.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow