Anggota TNI dan Dua Anaknya Tewas Tertabrak KA Tawangalun
"Namun di saat bersamaan juga melintas Kereta Tawangalun melaju dari arah timur. Karena memang perlintasan tersebut tidak dilengkapi dengan palang pintu, dimungkinkan korban tidak menyadari jika ada kereta api yang lewat,” ucap saksi mata Bebun
Narasinews.id, PROBOLINGGO – Anggota TNI-AD, Kopda Ainur Rasyid, dan dua anaknya tewas usai motor yang mereka tumpangi tertabrak Kereta Api (KA) Tawangalun, di perlintasan kereta tanpa palang pintu yang ada di Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, Senin (26/12/2022).
Pria 35 tahun berniat untuk menikmati liburan bersama kedua anaknya dengan memancing ikan di salah satu tambak yang ada di wilayah setempat.
Berdasarkan penuturan saksi mata, Bebun, peristiwa nahas tersebut terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Korban dengan mengendarai motornya membonceng dua anaknya. Saat itu, warga Kelurahan Triwung Lor, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo ini melaju dari arah selatan ke arah utara.
"Namun di saat bersamaan juga melintas Kereta Tawangalun melaju dari arah timur. Karena memang perlintasan tersebut tidak dilengkapi dengan palang pintu, dimungkinkan korban tidak menyadari jika ada kereta api yang lewat,” ucapnya.
Lantaran jarak yang terlalu dekat, KA Tawangalun tersebut menghantam motor yang ditumpangi korban dan kedua anaknya. Akibatnya ketiga korban tewas di lokasi kejadian.
"Bahkan sepeda motor Honda Supra yang dikendarainya sempat terseret sejauh 200 meter. Sedangkan Rasyid sendiri terlempar sejauh 40 meter hingga ke depan rumah warga,” tuturnya.
Warga sekitar sempat berteriak pada korban jika ada kereta api yang melintas. Namun upaya warga tersebut tidak didengar oleh Prajurit TNI yang berdinas di Kodim 0820 Probolinggo. "Bahkan KA Tawangalun sudah membunyikan serulingnya berkali - kali sebelum menabrak korban," beber Bebun.
Di lain sisi, Manager Hukum dan Humas PT KAI Daop 9 Jember, Azhar Asjari, mengatakan jika perlintasan tersebut sudah dilengkapi oleh rambu peringatan. Namun memang tidak ada yang menjaga, karena rambu peringatan tersebut milik Dinas Perhubungan.
“Sepertinya itu swadaya masyarakat, karena memang bukan milik kami. Bahkan kereta yang bersangkutan sudah berulang kali memberikan simbol peringatan 35 kali,” ujarnya melalui sambungan telepon.
Kini ketiga jenazah sudah berada ke kamar mayat RSUD Dr Moh Saleh, Kota Probolinggo, guna dibersihkan sebelum diserahkan pada pihak keluarganya untuk proses pemulasaran. Akibat dari insiden tersebut KA Tawangalun sempat berhenti selama tujuh menit hingga kereta terlambat dari jadwal keberangkatannya. (*)
*Reporter : Raphel | Editor : Fathur Rozi
What's Your Reaction?