Tiga Guru di Aceh Utara Diganjar Penghargaan
"Apalagi mereka merupakan guru-guru SD yang bertugas dalam wilayah Aceh Utara. Bahkan mereka sudah berprestasi di level nasional," ujar Azwardi
Narasinews.id, Lhokseumawe - Pejabat (Pj) Bupati Aceh Utara, Azwardi, memberikan penghargaan untuk tiga orang guru berprestasi, Senin (13/2/2023). Dua orang berprestasi dalam bidang menulis dan satu orang berprestasi dalam bidang desain bahan pembelajaran. Penghargaan itu diserahkan usai pelaksanaan apel bersama di lapangan upacara depan Kantor Bupati Aceh Utara.
Azwardi mengapresiasi, prestasi yang diraih oleh ketiga orang guru tersebut. "Apalagi mereka merupakan guru-guru SD yang bertugas dalam wilayah Aceh Utara. Bahkan mereka sudah berprestasi di level nasional," ujarnya
Dua guru yang berprestasi dalam bidang menulis yakni Sumarni Wati, Kepala SD Negeri 5 Syamtalira Bayu; dan Nur Fauzi, guru kelas di SD Negeri 8 Baktiya Barat. Sedangkan, Lia Faradisah, tercatat sebagai guru kelas di SD Negeri 18 Dewantara berprestasi dalam desain bahan pembelajaran. Di mana ia pernah meraih Juara III Nasional dan pada tahun 2023 ini terpilih sebagai salah satu dari 20 Duta Canva Nasional bidang desain bahan ajar.
"Ini harus menjadi motivasi bagi guru-guru yang lain, menjadi penyemangat untuk terus mengembangkan diri, menjadi guru profesional sesuai tuntutan kekinian dalam kurikulum merdeka belajar," beber Azwardi.
Sumarni Wati, telah menulis tiga judul buku. Yakni Autobiografi Habibie dan Ainun Kisah Cinta Abadi; Malam Mencekam di Bulan September; dan Asa di Ujung Dewantara. Ada juga dua judul lainnya yang ditulis bersama rekan-rekan guru. Yaitu Guru Motivator Literasi; dan Ratoh Cinta di Tanoh Pase.
"Buku Habibie dan Ainun itu sudah mau cetak ulang, dan sekarang sudah tersedia di toko-toko buku, termasuk di Gramedia Banda Aceh,” ungkap Sumarni Wati.
Sementara, Nur Fauzi, tahun 2022 lulus menjadi guru berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Ia berpendidikan matematika. Karena hobby menulis membuatnya banyak meraih prestasi.
"Yang terakhir ini buku kami terpilih oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh untuk dicetak berjudul Rubiah, Bace dan Situek. Alhamdulillah cetakannya sudah selesai dan akan diedar ke daerah-daerah sebagai buku muatan lokal," ujar Nur Fauzi.
Karangan-karangan Nur Fauzi banyak mengisi buku antologi level nasional dan bahkan ASEAN. Buku dengan judul Gurindam Kalbu ASEAN yang diterbitkan oleh Perruas ditulis bersama rekan-rekan penulis dari negara-negara ASEAN meraih rekor MURI (Museum Rekor Indonesia). Dirinya juga terlibat dalam penulisan buku cerita anak (Cernak) berjudul Alquan Kekuatan Anak Aceh dan Palestine yang diterbitkan oleh Goresan Pena.
“Hasil dari penjualan buku Cernak itu kami sumbangkan semua untuk kemanusian di Palestina, Alhamdulillah kami ikut bangga dan bahagia menjadi penulis dan ikut terlibat dalam kerja kemanusiaan ini," tegas Nur Fauzi.
Di sisi lain, guru SD yang juga desainer audio visual untuk bahan pembelajaran, Lia Faradisah, dikenal sebagai kreator konten yang sangat membantu rekan-rekan guru lainnya dalam menyediakan bahan pembelajaran.
"Itu sudah tuntutan kerja kita sebagai guru, harus kreatif mencipta konten-konten yang mudah dipelajari dan dipahami oleh anak-anak didik. Saya sering membuat konten kemudian saya share di grup-grup medsos guru, sehingga bisa dipakai untuk bahan ajar. Mudah-mudahan ini bisa menjadi pahala jariah," tutur Lia.
Terpilihnya menjadi salah satu Duta Canva Nasional tahun 2023 dalam bidang desain konten bahan ajar, Lia mengaku tak menyangka. "Saya ingin banyak guru lainnya di Aceh Utara juga memiliki kemampuan dalam mendesain konten ini. Sehingga nantinya makin banyak bahan ajar serupa yang bisa dipresentasikan oleh guru-guru, ini akan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan di sekolah-sekolah," imbuhnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Utara, Jamaluddin, menyampaikan pihaknya terus memberikan perhatian dan apresiasi terhadap guru-guru kreatif dan berprestasi. "Kita harapkan mereka dapat menjadi motivator dan menjadi guru-guru penggerak. Apalagi dengan adanya program atau kurikulum merdeka belajar," pungkasnya. (*)
*Reporter : Ahmad Mirdza | Editor : Fathur Rozi
What's Your Reaction?