Temu Inklusi Nasional ke-5, Upaya Mewujudkan Masyarakat yang Inklusif
“Temu Inklusi ini, saya harapkan jadi pengingat bahwa hak-hak difabel harus dipenuhi. Karena ini sesuai kebijakan dan komitmen yang sudah dibuat bersama. Temu Inklusi Nasional ke-5 ini didukung oleh kerjasama Pemerintah Australia-Indonesia melalui program Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif (Inklusi)," ungkap Luluk Ariyantini, Direktur Pelopor Peduli Disabilitas (PPDIS) Situbondo.
Narasinews.id, SITUBONDO - Temu Inklusi Nasional ke-5 berlangsung mulai hari Rabu hingga Minggu, 21-25 Desember 2022. Acara tersebut digelar di Desa Olean, Kecamatan/Kabupaten Situbondo dengan mengusung tema 'Berdaya dalam Keberagaman Menuju Indonesia Inklusif 2030'.
Bupati Situbondo, Karna Suswandi, melaunching langsung acara tersebut di Pendapa Arya Situbondo, Rabu (21/12/2022).
Menurut Bupati yang akrab disapa Bung Karna ini Pemkab Situbondo terus berbenah untuk menyambut Temu Inklusi Nasional ke-5 yang akan berlangsung pada bulan Mei 2023 di Kota Santri Pancasila. "Sehingga Anak Berkebutuhan Khusus (ABK -red) bisa mendapatkan ruang yang layak di Kabupaten Situbondo," ujarnya.
Lebih lanjut, Bung Karna mengatakan, Temu Inklusi Nasional ke-5 ini bagian dari upaya untuk mendorong terwujudnya masyarakat Situbondo yang inklusif. "Sehingga saya juga berharap acara ini bisa menjadi motivasi dan semangat untuk bisa membangun masyarakat inklusif bersama-sama,” tegasnya.
Temu Inklusi Nasional ini, lanjut Bung Karna, merupakan agenda rutin dua tahunan. "Hal ini diinisiasi oleh Sasama Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB -red) Indonesia dan didukung sejumlah organisasi gerakan difabel, organisasi masyarakat sipil, mitra pembangunan dan pemerintah sejak tahun 2014,” bebernya.
Sementara itu, Direktur SIGAB Indonesia, Suharto, menjelaskan bahwa temu inklusi merupakan bagian dari praktik edukatif untuk semua pihak, bahwa difabel adalah bagian dari keniscayaan keragaman umat manusia dan menghapus segala bentuk diskriminasi dan marginalisasi terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
“Berdaya di sini meliputi tiga fase, mulai dari mempunyai kuasa atas diri dan masa depannya mempunyai pengaruh terhadap kebijakan yang terkait hidup dan penghidupannya. Dan mempunyai kontribusi terhadap pembangunan bangsa,” kata Suharto.
Di sisi lain, Luluk Ariyantini, Direktur Pelopor Peduli Disabilitas (PPDIS) Situbondo, menerangkan temu inklusi menjadi ruang berbagi praktik baik antar organisasi masayarakat sipil dengan pemerintah dalam mendorong kehidupan yang inklusif.
“Temu Inklusi ini, saya harapkan jadi pengingat bahwa hak-hak difabel harus dipenuhi. Karena ini sesuai kebijakan dan komitmen yang sudah dibuat bersama. Temu Inklusi Nasional ke-5 ini didukung oleh kerjasama Pemerintah Australia-Indonesia melalui program Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif (Inklusi)," pungkasnya. (*)
*Reporter : Fathur Rozi | Editor : Izzul Muttaqin
What's Your Reaction?