Pisah Sambut Guru SD 29 Diselimuti Haru

RAJA AMPAT, NARASINEWS.ID - Penggalan syair lagu Endank Soekamti  seakan termanifestasi dalam momentum Pisah Sambut Guru PPPK di SD 29 Perumahan Seratus Kota Waisai, yang dilaksanakan di Pantai Saleo 2, Minggu (20/8/2023).

Civitas SD 29 memang terkenal dengan kekompakan para Guru-gurunya.Terbukti beberapa Event tingkat daerah yang dilaksanakan di Kota Waisai telah dijuarainya. Hal ini juga tidak terlepas dari peran pemimpinnya yang komunikatif dan berwibawa. Esau Kaihatu, boleh jadi Kepala Sekolah yang dinilai akrab dengan para gurunya. Gaya kepemimpinannya, dengan memperlakukan bawahannya laksana keluarga, membuat guru-guru pun betah dan enggan mau berpisah.

Meskipun berat rasanya berpisah dengan Kepala Sekolah dan rekan-rekan guru lainnya di SD 29, perpisahan nampaknya merupakan sesuatu yang mesti, karena beberapa Guru PPPK telah dinyatakan untuk bertugas di sejumlah tempat di wilayah Raja Ampat.

Perpisahan yang tak terelakan ini, dikemas dalam satu acara khusus, yakni acara Pisah Sambut Guru PPPK SD 29 Waisai. Acara itu dihadiri para Dewan Guru, baik para guru yang hendak keluar dari SD 29 dan bertugas di tempat lain di Raja Ampat, serta  para guru yang baru masuk bergabung dengan SD 29.

"Saya sampaikan terimakasih atas pengabdiannya Bapak/Ibu Guru semasa mengajar di SD 29. Sebenarnya berat rasanya melepaskan Bapak/Ibu untuk tinggalkan Sekolah. Namun apa boleh buat. Kita juga harus menaati perintah dan peraturan. Selaku Kepala Sekolah, saya menyampaikan permohonan maaf, apabila dalam kepemimpinan saya, banyak terbesit kata yang dan perbuatan yang dapat menyinggung bapak/Ibu sekalian," ujar Kaihatu, dengan nada lirih dan mata berkaca-kaca.

Para Dewan Guru yang saat itu duduk melingkar beralaskan Pasir Putih, sontak terdiam, terlihat sebagai guru-guru berusaha mengusap airmata yang berlahan menetes membasahi pipi. Haru biru menyelimuti suasana pertemuan itu, ditambah lagi dengan penyampaian pesan dan kesan dari guru-guru yang hendak meninggalkan Sekolah SD 29.

Terlihat sesaat air mata berlahan menetes hingga jatuh ke sudut bibir para guru-guru yang sedang duduk melantai. Nampak sebagian berusaha tersenyum namun gagal, karena momentum itu adalah pertemuan terakhir bagi mereka.

"Bagi saya, bergabung dengan SD 29 adalah sesuatu yang sangat luar biasa berkesan. Kita sudah seperti keluarga, dan saya juga ingin meminta maaf, apabila semasa bersama dengan teman-teman di SD 29, ada kata yang salah, yang tidak sengaja melukai hati teman-teman semua," ucap Ibu Guru Tun.

Kebahagiaan dan kesedihan dalam hidup ini akan datang silih berganti. Setiap hari kita bisa bertemu dengan orang-orang baru dan berpisah dengan orang lama. 

Perpisahan semacam takdir yang selalu ditemui semua insan manusia. Sedih memang berbicara tentang perpisahan, apalagi dengan orang tersayang. Entah dengan orang tua, kerabat, sahabat, rekan kerja maupun kekasih.

Namun setiap perpisahan dan kata selamat tinggal bukanlah akhir dari sebuah kehidupan. Bahkan terkadang dari perpisahan itu, kita mendapatkan banyak pelajaran yang berharga.

"Guru, engkau bagaikan lilin, yang menghabiskan dirinya sendiri untuk mencerahkan kehidupan orang lain.Tersenyumlah dan berhentilah menangis, karena air mata yang engkau teteskan hanya akan membuat kaki ini sulit untuk melangkah." Untaian kalimat ini merupakan motivasi diri, agar terus melangkah, mengabdi untuk keluarga, bangsa negara. (*)

*Reporter : Abhie | Editor : Izzul Muttaqin