Nelayan Tambakrejo Gelar Festival Petik Laut dan Lomba Hias Kapal 2023
“Ini sudah turun-temurun. Nenek moyang kami untuk selalu melakukan ini, persembahan kepada laut selatan, kepada Tuhan yang Maha Kuasa, atas tangkapan ikan yang menghidupi keluarga nelayan,” ujar Kusdiyanto
Surabaya, Narasinwes.id- Hasil tangkapan ikan nelayan Tambakrejo, Blitar Jawa Timur melimpah.
Ratusan nelayan pun mewujudkan rasa syukur kepada Tuhan dengan menggelar ritual petik laut ritual larung sesaji.
Mereka berdoa agar rezeki ditambah, tangkapan ikan berlimpah dan tolak bala.Selain iti, tak ada korban akibat ombak laut selatan.
Ritual larung sesaji diawali prosesi kenduri yang dipimpin oleh sesepuh desa, dan diikuti para nelayan Pantai Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar.
Berbagai macam sesaji seperti kepala kambing dan gunungan tumpeng yang berisi hasil bumi didoakan.
Selanjutnya dilarungkan ke tengah lautan, puluhan nelayan berjalan mengikuti 4 orang yang memikul sesaji pada wadah berupa miniatur perahu jukung berukuran panjang 3 meter menuju ke sebuah perahu yang sandar di Pelabuhan Perikanan Tambakrejo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Kamis (4/8/2023).
Dibantu sesama nelayan yang sudah bersiap di atas perahu, mereka menaikkan sesaji berisi dua tumpeng atau gunungan setinggi sekitar satu meter.
Sesaji itu dinaikkan ke atas perahu ikan berukuran 20 GT.
Sekitar 100 perahu nelayan lainnya mengikuti perahu pembawa sesaji dari belakang, bergerak bersama keluar dari area terminal pelabuhan menuju laut lepas samudra, tempat sesaji akan dilarung.
Dikawal dua perahu motor berisi personel Badan Keamanan Laut, Kepolisian Air dan Udara, dan Pangkalan TNI Angkatan Laut ritual dilarung hingga ke tengah.
Lebih dari 1.000 orang menyaksikan arak-arakan perahu itu dari area pelelangan ikan yang menghadap ke terminal pelabuhan.
Sementara ratusan lainnya menyaksikan ritual tahunan nelayan Tambakrejo yang mereka sebut dengan Tradisi Petik Laut dari atas dinding batu pemecah gelombang yang melindungi terminal dari hempasan tingginya ombak laut selatan.
Sementara dari panggung hiburan di depan tempat pelelangan ikan, lantunan lagu-lagu campursari dengan iringan musik perpaduan gamelan dan dangdut terus terdengar.
"Sesaji kami larung setidaknya sejauh 6 mil dari pantai,” kata Gembong nahkoda pembawa sesaji.
Tradisi petik laut merupakan tradisi turun-temurun di kalangan nelayan Pantai Tambakrejo, 35 kilometer selatan Kota Blitar.
Tradisi serupa di daerah lain juga dikenal dengan istilah sedekah laut atau penamaan lainnya. Petik Laut yang rutin digelar di Pantai Tambakrejo tiap bulan Suro ini adalah ritual tradisional untuk mengungkapkan syukur.
Prosesi persembahan di ritual Petik Laut di Pantai Tambakrejo berisi dua gunungan yang masing-masing tersusun dari ketan dan buah-buahan.
Selain itu, terdapat satu kepala kambing dan lima ingkung ayam.
“Ini sudah turun-temurun. Nenek moyang kami untuk selalu melakukan ini, persembahan kepada laut selatan, kepada Tuhan yang Maha Kuasa, atas tangkapan ikan yang menghidupi keluarga nelayan,” ujar Kusdiyanto, Ketua Forum Nelayan Tambakrejo.
Pada masa lalu, jauh sebelum pelabuhan perikanan dibangun, ketika nelayan di Tambakrejo hanya bisa menangkap ikan dengan jala di perairan dangkal pinggiran pantai, atau kemudian baru segelintir nelayan yang memiliki perahu dayung kecil, ritual petik laut sudah dijalani.
Mayoritas warga di Blitar selatan selama ini hanya dapat bertani di lahan tadah hujan.
“Dulu ritual ini dilakukan oleh kelompok-kelompok kecil terdiri dari dua hingga lima keluarga nelayan. Sesaji yang harus ada adalah kepala kambing kendit,” tutur Kusdiyanto.
Kemudian tradisi petik laut mulai digelar secara bersama-sama oleh seluruh nelayan Pantai Tambakrejo pada 2012.
Kini tradisi itu berubah menjadi semacam pesta tahunan nelayan untuk menarik wisatawan.
Sejak Pemprov membangun pelabuhan ikan, jumlah nelayan pun berkembang pesat.
Dari belasan perahu kecil menjadi puluhan dan kini sudah ada lebih dari 150 perahu kecil bertenaga motor 15 PK dan lebih dari 30 perahu berukuran 10 GT hingga 30 GT yang dilengkapi dengan jaring pukat cincin (purse sein). “Jumlah nelayan sudah sekitar 1.000 orang saat ini. Kalau setiap tahun hasil tangkapan ikan sudah ribuan ton,” ujar pengurus nelayan, Pinariyanto.
Nelayan ini katanya sudah menyumbang PAD Rp170 juta per tahun ke kas Pemerintah Provinsi Jawa Timur dari Pelabuhan Perikanan Tambakrejo. Upaya menarik wisatawan juga dilakukan dengan menambahkan perlombaan perahu hias pada rangkaian upacara Petik Laut.
Lomba diikuti oleh sekitar ratusan perahu yang bahkan sebagian datang dari pantai-pantai lain di sekitar Pantai Tambakrejo.
“Hadiahnya tidak seberapa, tapi ini menjadi penyemangat bagi para nelayan untuk ikut memeriahkan tradisi petik laut," kata Ketua Panitia Petik Laut, Riyanto.
Hamzah
What's Your Reaction?