Masuk Tahun ke-3, Mas Dhito Beri Bisyaroh 8.000 Guru Agama Non Formal
Narasinews.id, Kediri - Pemerintah Kabupaten Kediri kembali menyalurkan bisyaroh (insentif) bagi guru agama non formal.
Pada 2023 ini, bisyaroh diberikan kepada 8.000 penerima. Penerima bisyaroh merupakan guru-guru Madin, TPQ, Kristen, Katolik dan Hindu.
Selain mendapatkan bisyaroh Rp100 ribu tiap bulannya, para guru ini juga didaftarkan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menyebut, penyaluran bisyaroh telah dimulai sejak 2021.
Hal itu menjadi komitmen Pemkab Kediri untuk memperhatikan kesejahteraan guru keagamaan non formal.
"Kita berharap jumlah penerima bisa terus bertambah," katanya, saat penyerahan bisyaroh secara simbolis di kawasan Simpang Lima Gumul pada Kamis (9/11/2023).
Mas Dhito, menyebut, guru agama non formal itu memiliki jasa yang besar karena selain memberikan pengetahuan agama sekaligus membantu membentuk karakter akhlaq generasi penerus bangsa.
Untuk itu, jumlah penerima bisyaroh ini terus ditambah dalam setiap tahunnya.
Pada 2023 ini jumlah penerima naik 500 guru dari 2022 yang jumlahnya 7.500 guru.
"Saya pastikan, program ini akan berlanjut pada tahun depan," ungkapnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri Mokhamat Muksin, menambahkan, pencairan bisyaroh kepada 8000 guru ini diberikan untuk satu tahun sekaligus dengan besaran Rp1,2 juta untuk tiap penerima.
“Hitungannya setiap bulan Rp100.000, itu akan diberikan selama satu tahun,” terangnya.
Selain pemberian bisyaroh bagi guru agama non formal, pada tahun 2023, Pemkab Kediri menyalurkan beasiswa GNOTA kepada 9.053 penerima.
Program pemberian Beasiswa GNOTA ini untuk menjamin keterlanjutan pendidikan anak-anak di Kabupaten Kediri.(ADV/dho)
What's Your Reaction?