Lahan Perhutani Menguntungkan, Petani Kopi Situbondo - Bondowoso Berpotensi Untung Besar

Lahan Perhutani Menguntungkan, Petani Kopi Situbondo - Bondowoso Berpotensi Untung Besar
Kondisi tanaman kopi milik petani. (Foto: Matrosi/Narasinews.id)

NARASINEWS.ID - Kabar gembira datang dari para petani hutan di Situbondo dan Bondowoso. Bagaimana tidak, tanaman kopi yang mereka tanam hasilnya cukup memuaskan pada panen periode ini. Selain itu harganya juga diprediksi lebih tinggi dibanding periode-periode sebelumnya.

Para petani di dua kabupaten ini bersyukur atas panen yang berlimpah dan potensi harga kopi yang terus meningkat. Mereka juga berharap ke depan hasil panen terus memuaskan dan petani bisa seantiasa mendapatkan untung yang maksimal.

Supandiono, salah seorang petani kopi di lahan Perhutani Kabupaten Situbondo, mengatakan bahwa harga kopi berkisar antara 8 hingga 9 ribu per-kilogram.

Tak hanya itu, pria yang akrab dipanggil Yon ini juga menjelaskan bahwa tanaman kopi milik petani ditanam di lahan perhutani dan pribadi. "Di situ ada di HGU, ada di tanah pajak, ada di tanah perhutani yang dikelola oleh masyarakat," ungkapnya.

Untuk mekanisme penanaman di lahan milik perhutani, kata Yon, setiap tahun petani harus membayar uang sharing kepada pihak perhutani. Jumlahnya berkisar 30 hingga 35 persen.

"Petani merasa tidak dirugikan. Karena itu di lapangan dilakukan survey seperti sistem audit atau ubin menghitung buah. Biasanya Perhutani melakukan seperti itu. Lalu itu terjadi tawar menawar kepada petani," ujarnya.

Dengan adanya hal seperti itu, petani cukup puas dengan pelayanan perhutani. Karena mereka mendapatkan penghasilan dari lahan yang dimiliki oleh perhutani.

Sementara Mantri KRPH Bayeman, Feri, mengatakan bahwa petani kopi akan mulai melakukan panen raya sekitar satu bulan mendatang. Sementara kalau dilihat dari keadaan buah, lebih bagus daripada periode sebelumnya. "Hasil panennya diperkirakan akan meningkat dibanding tahun kemarin," ungkapnya.

Sedangkan untuk harga, kata Feri, sudah menginjak harga di Rp13 ribu pada 5 Mei 2024. "Kalau harga saat ini, tadi, kayaknya sudah Rp13 ribu. Kayaknya tadi," ujarnya.

Menurut Feri, pihaknya sejauh ini terus membangun kerjasama dengan LMDH. "Kalau Perhutani memang harus kerjasama dengan LMDH. Untuk saat ini kita khususnya di RPH Bayeman, sudah ada kerjasama dengan LMDH. Malah akan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Demi tercapainya target perhutani, tujuan LMDH, dan tujuan masyarakat, sama-sama sejahtera," ujarnya. [MRS]