Kisah Wisudawan Tahfidz 2024 UIN KHAS Jember Tetap Konsisten Jaga Hafalan Alqur'an
Mahasiswa Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember 2024, Muhammad Rizki Fahri Al Ayubi, meraih penghargaan Wisudawan Tahfidz.
NARASINEWS.ID - Mahasiswa Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember 2024, Muhammad Rizki Fahri Al Ayubi, meraih penghargaan Wisudawan Tahfidz.
Fahri mendapatkan Program Sarjana ke 63, Pascasarjana S-2 Ke 45 dan S-3 Ke 23 di Gedung Kuliah Terpadu UIN KHAS Jember, Rabu (9/10/2024).
Ia mengaku tidak mengira akan diwisuda tahun ini dan mendapatkan penghargaan sebagai wisudawan tahfidz, mengingat Ia mengurus kepentingan administrasi wisuda pada waktu mendekati hari terakhir pemberkasan. Hal ini membuat Ia sangat senang sekaligus bersyukur.
Fahri, sapaan akrabnya mengungkapkan, Ia memulai hafalan Al-Qur'an sejak masih kanak-kanak, lalu dilanjutkan pada jenjang pendidikan selanjutnya, hingga saat ini Ia berhasil menyelesaikan hafalannya 30 juz.
Bagi Fahri, menjaga hafalan Al-Qur'an sekaligus menjalankan peran sebagai Mahasiswa tentunya tidak mudah. Banyak tantangan di dalamnya. Terlebih, Mahasiswa asal Banyuwangi itu selain menyandang status Mahasiswa Ia juga bekerja. Mengatur waktu sebaik mungkin menjadi catatan utama yang harus Ia dilakukan.
"Apalagi kalau Mahasiswa aktif organisasi, waktunya akan sedikit berkurang. Belum lagi, kebetulan saya bekerja di salah satu perusahaan, tapi apa yang menjadi kewajiban jangan sampai terlewatkan. Jadi kita memanajemen waktu lah sebaik mungkin," kisahnya.
Tantangan tidak menjadi alasan meninggalkan kewajiban menjaga hafalan Al-Qur'annya, bahkan, Fahri memberikan tips menjaga hafalan Al-Qur'an pada kalangan Mahasiswa.
"Jadi pada tahap menjaga hafalan ini, yang utama adalah meyakini bahwa diri kita bisa. Selanjutnya, baca Al-Qur'an minimal tiga juz dalam sehari, menurut saya kita akan mudah hafal dengan sendirinya ketika kita banyak membaca," akunya.
"Selain itu, pesan Kiai saya adalah membawa hafalan dalam sholat, sebagaimana kita sangat menghafal Al-Fatihah karena kita selalu membacanya saat sholat dan catatan utama adalah memanajemen waktu sebaik-baiknya," sambungnya.
Hal tersebut tidak lain karena sebuah motivasi senantiasa ada dalam diri Fahri. Ia mengungkapkan, motivasi utama adalah harapan selalu mendapatkan ridlo Allah SWT, selain itu Ia mengaku termotivasi dengan banyaknya anak usia jauh di bawahnya yang sudah berhasil menjadi penghafal Al-Qur'an, dan lingkungannya yang mendukung.
"Di PRODI IAT atau di Fakultas, banyak sekali teman-teman yang notabennya adalah penghafal Al-Qur'an, jadi saya merasa terbantu oleh lingkungan" ungkapnya.
Terakhir, Ia menyampaikan pesan untuk siapapun yang sedang menghafal Al-Qur'an sekaligus menjalankan kewajiban sebagai Mahasiswa.
"Tetap semangat dan tanamkan bahwa kita itu bisa. Kalau mereka bisa kenapa kita tidak. Karena setiap manusia hidup di dunia itu diberikan kesempatan. Nah, jadi kita harus menggunakan kesempatan sebaik mungkin," ubgkapnya.
"Bersyukur kita mendapatkan banyak kesempatan. Kesempatan kuliah, kesempatan menghafal Al-Qur'an, pergunakan sebaik mungkin waktu itu. Tidak akan ada kesempatan dua kali, karena waktu akan terus berjalan" katanya.
What's Your Reaction?