Dedy Permadi: Kesenjangan Digital Harus Segera Ditangani
Kesenjangan digital menjadi tantangan besar bagi transformasi digital Indonesia. Dengan 12.548 desa belum terjangkau sinyal 4G, pemerintah terus mendorong percepatan infrastruktur dan literasi digital untuk kemajuan bangsa.
NARASINEWS.ID - “Kita tidak boleh membiarkan kesenjangan digital menjadi penghalang bagi kemajuan bangsa,” tegas Dedy Permadi, Juru Bicara Kementerian Kominfo. Hingga tahun 2021, terdapat 12.548 desa dan kelurahan di Indonesia yang belum terjangkau sinyal 4G. Ketimpangan ini menjadi tantangan besar dalam memastikan transformasi digital yang merata di seluruh Indonesia. Konektivitas digital kini menjadi kebutuhan dasar, terutama dalam pendidikan, layanan kesehatan, dan berbagai layanan publik lainnya.
Selama pandemi COVID-19, kebutuhan akan akses internet semakin terasa. Pembelajaran daring, layanan telemedicine, dan kerja jarak jauh menjadi aktivitas yang mengandalkan internet cepat. Namun, daerah-daerah terpencil masih sulit mendapatkan akses tersebut. “Ini adalah PR besar bagi kita semua untuk memastikan tidak ada daerah yang tertinggal dalam transformasi digital,” tambah Dedy.
Untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah melakukan percepatan pembangunan infrastruktur digital. Salah satu langkah besar adalah peluncuran Satelit Satria 1 pada tahun 2023. Satelit ini dirancang untuk memiliki kapasitas hingga 150 gigabit per detik, tiga kali lebih besar dibandingkan sembilan satelit yang saat ini beroperasi. Dengan teknologi ini, seluruh desa dan kelurahan yang belum terjangkau akan memiliki akses internet memadai. Satelit ini juga difokuskan untuk mendukung titik layanan publik seperti sekolah, rumah sakit, dan kantor desa.
Selain itu, pemerintah telah meluncurkan program Smart Village dan Smart Island Initiative untuk menjangkau daerah-daerah terpencil. Program ini tidak hanya menyediakan infrastruktur internet, tetapi juga melatih masyarakat setempat dalam menggunakan teknologi digital. “Program ini bertujuan memastikan bahwa masyarakat di daerah terpencil tidak hanya mendapatkan internet, tetapi juga mampu memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas hidup mereka,” jelas Dedy.
Kesenjangan digital bukan hanya tentang akses infrastruktur, tetapi juga kesenjangan keterampilan. Banyak masyarakat di daerah terpencil yang belum memiliki pengetahuan dasar tentang cara menggunakan teknologi. Oleh karena itu, Kominfo juga berfokus pada literasi digital melalui program-program edukasi seperti Pandu Digital, yang melibatkan masyarakat lokal sebagai relawan untuk menyebarkan pengetahuan tentang literasi digital.
Dedy percaya bahwa kesenjangan digital dapat diatasi dengan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. “Transformasi digital bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi seluruh elemen bangsa. Bersama, kita dapat memastikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menikmati manfaat era digital,” tegasnya. Dengan upaya ini, Indonesia diharapkan tidak hanya mengejar ketertinggalan digital tetapi juga memimpin transformasi digital di kawasan.
What's Your Reaction?