Warga Terdampak Banjir Banyuwangi Usulkan Relokasi Huntap di Atas Lahan PTPN XII
"Dapur umum ini dibuat untuk memenuhi makanan siap saji mulai tanggal 4 hingga 10 November 2022 dengan kapasitas produksi 4.500 bungkus per hari," kata Gubernur Khofifah.
Narasinews.id, BANYUWANGI - Penanganan dampak banjir bandang di wilayah Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi mendapat perhatian serius Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Mulai dari kebutuhan logistik dapur umum hingga solusi jangka panjang berupa relokasi hunian tetap (Huntap) telah dikordinasikan oleh Mantan Mensos RI ini kepada PTPN XII untuk mendapatkan lahan relokasi Huntap. Sebab ada 32 rumah warga Kalibaru yang hanyut saat terjadi banjir bandang.
Di Kantor Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, Gubernur Khofifah didampingi Wakil Bupati Banyuwangi, Sugirah, menyerahkan langsung bantuan kepada warga terdampak banjir di posko tanggap darurat, Rabu (9/11).
Posko tanggap darurat ini telah didirikan Pemkab Banyuwangi untuk memenuhi seluruh kebutuhan logistik warga terdampak akibat banjir sejak, Kamis (3/11) lalu.
Distribusi bantuan Gubernur Khofifah tersebut berupa paket sembako meliputi beras 500 kilogram, mie instan lima karton, minyak goreng lima karton, paket sandang 30 paket, terpal 20 lembar, selimut dua koli, kompor gas lima unit, pembalut tiga karton, popok bayi empat karton, handuk satu karton, shampo tiga karton.
Kemudian pasta gigi tiga karton, sikat gigi tiga karton, sabun mandi batang satu karton, detergen tiga karton, sabun cuci piring dua karton, tandon 1.200 liter dua unit, jerigen 36 pcs, 10 unit mck portabel, peralatan masak, pakaian dan perlengkapan sekolah.
"Dapur umum ini dibuat untuk memenuhi makanan siap saji mulai tanggal 4 hingga 10 November 2022 dengan kapasitas produksi 4.500 bungkus per hari," kata Gubernur Khofifah.
Setelah memberikan bantuan di posko tanggap darurat, Gubernur Khofifah juga meninjau rumah warga yang rusak serta yang hanyut akibat banjir bandang di Desa Kalibaru Wetan. Untuk desa Kalibaru Wetan, tercatat sebanyak 160 KK terkena dampak banjir.
Ada puluhan rumah di desa setempat mengalami rusak parah akibat diterjang banjir. Sebanyak 32 rumah hanyut, 26 rusak sedang, 16 rusak ringan.
"Selain itu, barang berharga milik warga ikut hanyut diantaranya, empat sepeda motor, tiga mobil, tiga ekor sapi, 44 ekor kambing. Lalu ada jembatan penghubung juga putus, yakni Jembatan ambrol di Jalan Joyosukarto, RT 3 RW 13 Krajan danJembatan Penghubung antar RW Ambrol Tegalpakis RT 2 RW 4," jelasnya.
Salah satu opsi untuk solusi jangka panjang yang disiapkan ialah relokasi warga terdampak banjir. Sebab sejak bencana banjir, warga Kalibaru wetan lebih memilih tinggal di rumah tetangga dan saudara ketimbang di posko tanggap darurat.
"Opsinya relokasi huntap untuk warga terdampak Kalibaru Wetan karena ada 32 rumah hanyut kena arus air termasuk ada material juga," tuturnya.
Rencana relokasi di lahan PTPN XII ketika Gubernur Khofifah berkomunikasi dengan Bupati Banyuwangi. Dikatakan, Pemkab Banyuwangi meminta fasilitasi ke PTPN 12. Kemudian, Khofifah berkomunikasi dengan Dirut PT Sinergi Gula Nusantara (SGN).
Dirut SGN mengarahkan untuk ke berkoordinasi dengan Dirut PTPN 12. Hasilnya, tim PTPN sudah diterjunkan dan sekarang hadir disini. "Rencana relokasi warga kemungkinan ada di sini. Saya senang melihat lokasinya, karena bersambung dengan kampung warga. Sehingga tidak tercerabut dari akar sosial budaya masyarakat yang sudah hidup bergenerasi di sini," ungkap Khofifah.
Sejauh ini, kata Gubernur Khofifah, proses persiapan lahan relokasi huntap bagi warga masih dalam pembahasan. "Kita akan segera menyelesaikan proses administrasi dengan PTPN 12. Sekarang kita akan kordinasi teknis administratif kepada PTPN 12," tegasnya.
"Sedangkan untuk anggaran Khofifah mengaku, Pemprov Jatim siap membantu anggaran melalui Bantuan Tidak Terduga (BTT) senilai Rp50 juta, sama seperti yang kami lakukan untuk kabupaten lain yang sedang mengajukan BTT untuk Huntap," imbuhnya.
"Intinya, opsi relokasi memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat untuk memiliki hunian tetap (huntap). Sebab, masyarakat juga harus mengetahui bahwa mereka mendapat ganti rumah. Kalau mereka tau lokasinya di sini maka mereka akan bahagia," pungkas Gubernur Jatim.
Seperti diketahui, banjir di Kecamatan Kalibaru terjadi setelah wilayah tersebut diguyur hujan lebat selama 4,5 jam pada Kamis (3/11/2022). Hujan mulai mengguyur wilayah tersebut pada pukul 16.30 dan terus berlangsung hingga pukul 21.00 WIB. Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Kecamatan Kalibaru, membuat air Sungai Yas meluap. Luapan Sungai Yas mengakibatkan 5 desa di wilayah Kecamatan Kalibaru mengalami banjir. Beberapa rumah hanyut, jembatan terputus dan beberapa material lain milik warga ikut hanyut.
"Ketika intensitas hujan tinggi, saluran sungai tidak cukup menampung daya tampung air hujan sehingga terjadi banjir bandang yang berdampak pada hanyutnya lebih tiga puluh rumah," tuturnya.
Berdasarkan data BPBD Pemkab Banyuwangi, ada 5 desa yang terdampak banjir bandang di Kecamatan Kalibaru, Kamis (3/11/2022) malam. Lima desa tersebut diantaranya Desa Banyuanyar, Kalibaru Manis, Kalibaru Wetan, Kalibaru Kulon dan Desa Kajarharjo.
"Dari lima desa, ada satu desa yang mengalami kerusakan paling parah. Yakni desa Kalibaru wetan," ujarnya. (*)
*Reporter : Imam Tahrir : Editor : Fathur Rozi
What's Your Reaction?