Sulap Kotoran Kambing Jadi Uang, Kadis Peternakan Apresiasi Inovasi Warga Wonorejo
"Kami sudah mencatat beberapa poin-poin tadi dalam upaya pemberdayaan kepada mereka," ucap Junaidi
Narsinews.id, SITUBONDO - Kelompok ternak Sopo Nyono Kendal di Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih berhasil menggagas pupuk pengganti urea yang dibuat dari bahan-bahan organik. Bahan organik yang dimaksud adalah kotoran kambing.
Proses pembuatan pupuk organik olahan itu melalui beberapa tahap. Selain proses fermentasi, kotoran kambing juga diperhalus dengan mesin cacah.
Tak sedikit petani yang memanfaatkan pupuk organik hasil karya tangan warga Wonorejo itu. Pasar dari pupuk organik yang sudah diolah itu bukan hanya masyarakat wonorejo saja, melainkan sampai ke luar Desa Kebangsaan.
Pantas saja, jika kehadiran pupuk tersebut menjadi perhatian banyak pihak. Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Situbondo, Junaidi, bahkan rela turun ke lokasi untuk mengecek keberadaan pupuk tersebut. Mantan Kepala Dinas Perpustakaan ini berjanji untuk memberikan perhatian terhadap inovasi yang dilakukan masyarakat Wonorejo itu di tengah kelangkaan pupuk.
"Kami sudah mencatat beberapa poin-poin tadi dalam upaya pemberdayaan kepada mereka," ucapnya.
Dia juga menuturkan bahwa pihaknya bakal mengkaji lebih dalam terkait inovasi Kelompok Ternak Sopo Nyono Kendal itu.
“Kira-kira nanti sentuhan apa yang akan kami berikan kepada mereka. Apa berupa pelatihan-pelatihan atau bantuan? Akan kami upayakan, ungkap Junaidi.
Tak hanya itu, pria yang juga pernah menjabat Kepala Dinas Pendidikan ini mengaku juga akan membantu mengkoneksikan inovasi pupuk organik tersebut dengan OPD-OPD lain. Seperti Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan serta Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Situbondo.
“Seperti pemasarannya ya kita link-kan ke Diskoperindag. Kalau masalah penggunaannya, kita hubungkan ke Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan," tutupnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Ternak Sopo Nyono Kendal, Mondo, menegaskan bahwa bahan utama dari pupuk organik tersebut adalah kotoran kambing. Di mana barang tersebut mereka perolah dari para peternak yang ada di Wonorejo.
“Jadi kita beli satu karung dengan harga Rp5 ribu. Itu kami sendiri yang mengambil ke mereka (peternak kambing -red)," ujarnya, Senin (12/12/2022).
Dalam sekali produksi Kelompok Ternak itu mampu menghasilkan 50 karung pupuk organik. "Satu karungnya kami jual dengan harga Rp20 ribu. Pembelinya petani-petani dari Wongsorejo, Banyuwangi dan Wonorejo sendiri," tambahnya.
Menurut Mondo, pupuk organik yang diproduksi Kelompok Ternak Sopo Nyono Kendal sangat cocok digunakan pada tanaman cabai dan bawang merah. "Bahkan kita ini tidak mampu memenuhi kebutuhan petani karena keterbatasan alat produksi berupa mesin cacah," tegasnya.
Mondo menjelaskan, sebelum diolah menjadi pupuk organik, kotoran kambing terlebih dahulu difermentasi selama 15 hingga 20 hari.
“Kami optimis dengan adanya pupuk organik ini bisa mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia. Karena harga pupuk kimia saat ini mahal dan barangnya langka. Bila dibandingkan dengan pupuk organik ya jelas jauh perbandingan harganya," pungkasnya. (ADV/*)
*Reporter: Fathur Rozi | Editor: Izzul Muttaqin
What's Your Reaction?