Sukses Panen Empat Kali Dalam Setahun, Pertanian Banyuwangi Jadi Percontohan Negeri Tetangga

“Kami ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan IP 400 ini di sini. Semoga varietas ini cocok dengan kondisi di Malaysia, bisa meningkatkan produktivitas pertanian kami menjadi 4 kali dalam setahun seperti Banyuwangi,” ujar Syamsul Khamal

Mar 13, 2023 - 14:12
 0
Sukses Panen Empat Kali Dalam Setahun, Pertanian Banyuwangi Jadi Percontohan Negeri Tetangga
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas saat menjamu rombongan NAFAS (Habibi/Narasinews.id).

Narasinews.id, BANYUWANGI - Hasil pertanian di Bumi Blambangan tampaknya mampu memikat negara-negara tetangga untuk bisa belajar memaksimalkan potensi pertanian di negara mereka. Seperti Malaysia yang diwakili NAFAS yang memiliki tanggung jawab atas subsidi input pada komoditas padi di seluruh Malaysia.

 

NAFAS sendiri merupakan gabungan seluruh koperasi petani nasional di negeri jiran Malaysia. NAFAS bertanggung jawab atas subsidi input pada komoditas padi di seluruh Malaysia. Dalam kesempatan bertemu Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mereka bertukar ide dan gagasan, sekaligus menggali kunci keberhasilan petani Banyuwangi. 

Kepada Ipuk, Syamsul Khamal menjelaskan bahwa mereka secara khusus ingin mempelajari varietas padi dengan produktivitas tinggi. Salah satunya adalah varietas Indeks Pertanaman (IP) 400 yang dikembangkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) RI. Padi ini banyak ditanam di Banyuwangi.  

 

Kelebihan varietas ini adalah memiliki waktu panen yang lebih cepat, antara 70-100 Hari Setelah Sebar (HSS). Ini lebih cepat dibanding varietas padi biasa, yang baru bisa panen pada usia 110-120 HSS.

“Kami ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan IP 400 ini di sini. Semoga varietas ini cocok dengan kondisi di Malaysia, bisa meningkatkan produktivitas pertanian kami menjadi 4 kali dalam setahun seperti Banyuwangi,” ujarnya.

Bupati Ipuk menyambut baik kedatangan tim NAFAS tersebut. Menurutnya, ini menjadi kesempatan untuk saling berbagi ilmu untuk peningkatan produktivitas dari kedua belah pihak.

“Silakan kita saling belajar, teknologi pertanian apa yang sekiranya bisa kita terapkan di masing-masing negara. Kami juga berharap pertemuan ini bisa memberikan insight baru yang mendukung pengembangan Banyuwangi, utamanya di sektor pertanian,” ujarnya.

Plt Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi Ilham Juanda menjelaskan varietas IP 400 sendiri mulai dibudidayakan di Banyuwangi sejak 3 tahun lalu di lahan seluas 755 ha yang tersebar di 12 kecamatan, 20 desa, dan melibatkan 22 kelompok tani.

"Kalau di Banyuwangi, varietas yang dipakai adalah super genjah, yakni benih yang memiliki masa panen 70-100 hari," urai Ilham.

Selain pemilihan varietas, lanjut Ilham, kunci keberhasilan IP 400 juga tergantung pada proses mekanisasi pengolahan sawah. Mulai pengolahan tanah, persemaian benih, proses tanam, budidaya, hingga panen dilakukan menggunakan alat mesin pertanian dalam rangka mempercepat masa tanam.

“Di Banyuwangi, mereka melihat proses itu semua di Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (Upja) Tani Makmur di Desa Gladag Kecamatan Rogojampi. Upja Tani ini mengembangkan IP 400 sejak 2020. Mereka merupakan lembaga ekonomi di pedesaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa dalam rangka optimalisasi penggunaan alsintan untuk memperoleh keuntungan usaha. Mereka ini tergolong berhasil,” kata Ilham. (*) 

*Reporter : Habibi | Editor : Fathur Rozi

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow