Jurnalisme dan Keberpihakan Politik, Boleh?
Bagaimana jurnalisme dan keberpihakan politik? Kita mulai dari pernyataan Jurnalis harus netral

NARASINEWS.ID – Bagaimana jurnalisme dan keberpihakan politik? Kita mulai dari pernyataan jurnalis harus netral. Kalimat tersebut sejatinya tidak benar-benar saya sepakati. Meskipun tidak sepenuhnya saya tolak.
Bagi saya, jurnalisme harus tetap berpihak kepada kebenaran. Kepada kepentingan umum. Kepada nilai-nilai kebaikan.
Sementara selama ada subjektivitas dalam diri manusia, kebenaran dan kebaikan akan selalu melekat pada keyakinan. Meskipun tidak menutup kemungkinan ada indikator-indikator khusus untuk meng-create kebenaran itu sendiri. Namun lagi-lagi tetap dalam nilai subjektivitas.
Baca Juga Berbagai Berita Seputar Rio dengan Cara Klik di Sini
Bagaimana jurnalisme memihak pada politik? Sebelum membahas lebih jauh, politik perlu dipahami dengan komprehensif. Menurut teori klasik Aristoteles, politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.
Jika mengaca pada definisi di atas, politik sejatinya memiliki ruh kebaikan. Dan berpihak secara politis artinya berpihak kepada nilai kebaikan itu sendiri.
Kembali lagi kepada pernyataan di atas, bahwa penilaian terhadap baik dan buruk, benar dan salah pada umumnya melekat pada keyakinan. Sejauh ini penulis belum menemukan indikator yang secara komprehensif dapat menjawab secara detail pertayaan-pertanyaan terkait nilai kebenaran itu sendiri.
Baca Juga Berita Berbagai Hal Seputar Bupati Situbondo dengan Cara Klik di Sini
Juga belum dipahami secara utuh dengan data ilmiah terkait apakah kebenaran yang menciptakan kebaikan atau kebaikan yang melahirkan kebenaran. Semakin dalam pertanyaan tersebut akan semakin multi-makna.
Jurnalisme Adalah Jalan Politik?
Saya cukup berani menuliskan bahwa jurnalisme adalah salah satu jalan politik. Sebagaimana yang dibahas di atas, bahwa jurnalisme harus tetap memihak kepada kebenaran. Bukan pada netralitas. Karena penulis memaknai, kata netral berdekatan dengan kata statis, diam-tak begerak.
Sementara para jurnalis harus mampu melahirkan pegerakan. Baik melalui karya-karya yang harus senantiasa update, hingga analisa terhadap dampak dari karya yang dihasilakan.
Lantas salahkah jurnalis berpolitik? Jika politik yang dimaksud adalah semakna dengan pernyataan Aristoteles di atas, maka sah-sah saja. Selagi tujuannya adalah nilai kebaikan itu sendiri.
Keberpihakan Politik Dalam Kacamata Lapangan
Jika indikator keberpihakan adalah kebenaran, maka sebagaimana dibahas di atas tadi, kebenaran senantiasa melekat kepada keyakinan. Sementara keyakinan adalah ruang privat yang pada umumnnya pengelolaannya didominasi oleh diri sendiri. Meskipun tidak menutup kemungkinan intervensi dari luar juga melahirkan keyakinan.
Tentu, dukungan terhadap sosok yang dianggap benar, atau diyakini benar, adalah bagian dari keberpihakan politis. Karena sosok yang diagungkan itu, pada akhirnya tetap diharap mampu melahirkan nilai-nilai kebaikan. Atau paling tidak, mampu mempertahankan nilai kebaikan itu sendiri.
Penulis: Izzul Muttaqin (Pimpinan Perusahaan PT Narasi News Group)
What's Your Reaction?






