Tak Ada Air Bersih, Air Comberan Terpaksa Digunakan di Brebes

Para petani bawang di sekitar Sungai Pasar Batang, Kabupaten Brebes terpaksa menggunakan air comberan karena kemarau

Aug 9, 2024 - 19:33
Aug 10, 2024 - 03:22
 0
Tak Ada Air Bersih, Air Comberan Terpaksa Digunakan di Brebes
Kondisi sungai di Brebes yang cukup memprihatinkan. (Foto: Istimewa)

NARASINEWS.ID - Tak ada air bersih, air comberan terpaksa digunakan. Hal itulah yang dilakukan para petani bawang di sekitar Sungai Pasar Batang, Kabupaten Brebes.

Penggunaan air comberan dilakukan karena sudah tidak ada pilihan lain. Kemarau membuat para petani kesulitan untuk mendapatkan air yang layak. Jika dibiarkan, tanaman mereka bisa mati.

Biasanya, air untuk tanaman bawang di lokasi disuplai dari sungai. Namun karena kemarau, sungai tersebut kering kerontang.

Taryono, salah seorang petani di Brebes mengatakan bahwa proses untuk mendapatkan air comberan juga tidak mudah. Selain jarak yang jauh, untuk menyedot airnya harus menggunakan disel dan pipa.

"Tanaman bawang saya butuh air. Tapi sungai sudah tidak mengalir. Mau tidak mau saya terpaksa pakai air comberan," ungkap Taryono, Jumat (2/8/2024).

Untuk Mendapatkan Berita Menarik Seputar Brebes, Klik di Sini

Kondisi tersebut membuat para petani bawang di Brebes cemas. Sebab panen sudah cukup dekat.

Kehadiran dinas terkait dalam hal ini tentu sangat dibutuhkan. Para petani berharap segera ditemukan solusi dari permasalahan tersebut. Petani di lokasi tidak ingin rugi besar karena tanaman bawang milik mereka mati.

Sementara, Kepala Bagian Irigasi dan Air Baku Dinas PSDAPR Brebes, Agus Riyanto, mengatakan bahwa debit air di Sungai Pemali di musim kemarau memang sangat memprihatinkan.

"Debit air yang biasanya dialirkan melalui Bendungan Notog mencapai 22 meter kubik perdetik, kini turun drastis hingga hanya 10 meter kubik per detik," jelasnya saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (7/8/2024).

Untuk mengatasi kekurangan air, Dinas Pengairan telah mengatur skema aliran air dari Bendungan Notog ke saluran irigasi kanan dan kiri secara bergantian setiap dua hari.

Dinas PSDAPR juga mengimbau petani agar mencocokkan jenis tanaman dengan musim tanam. Tujuannya untuk menjaga kelestarian sumber daya air.  Alih fungsi lahan di sekitar hulu Sungai Pemali juga menjadi penyebab penurunan kualitas dan kuantitas air.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow