Lampu Penerangan Tak Terawat, Pihak Dishub Keluhkan Kecilnya Anggaran
“Sedangkan banyaknya sonar panel surta yang mati itu adalah aset DLH Kabupaten Tulungagung dan Provinsi. Jadi belum ada penyerahan aset ke kita,” tutur Panji
TULUNGAGUNG, NARASINEWS.ID – Kurang maksimalnya perawatan lampu penerangan jalan di sejumlah titik menjadi perhatian banyak pihak. Kritik demi kritik pun muncul. Mengingat di titik-titik yang gelap kerap terjadi persolan. Mulai kecelakaan hingga lokasinya dijadikan tempat mesum.
Kepala Bidang Lalu Lintas di Dinas Perhubungan (Dishub) Tulungagung pun menjawab penyebab kurang terawatnya sejumlah lampu penerangan hingga di beberapa titik mati itu. Menurut Pria bernama Panji itu, persoalan tersebut disebabkan karena anggaran perawatan alat penerangan jalan (APJ) tidak mencukupi.
Bayangkan saja, anggaran perawatan yang berasal dari APBD hanya sekitar Rp100 juta untuk satu tahun anggaran. Sementara jumlah alat penerangan jalan mencapai 38.000 titik di Kabupaten Tulungagung. Menurut Panji jumlah anggaran dengan tanggung jawab yang ada tentu tidak sebanding.
“Dalam satu tahun anggara kita Cuma mendapatkan Rp100 juta untuk perawatan lampu tersebut. Sedang perawatan penerangan jalan ada 38.000 titik. Ini jelas kontradiktif sekali. Jadi kita harus membagi sesuai kekuatan anggaran,” ungkapnya.
Selain persoalan anggaran, Panji juga menerangkan tentang wilayah aset alat penerangan jalan. Menurutnya tidak semua alat penerangan jalan ada di catatan aset Dishub. Sebab awal pengadaan ada di OPD lainnya.
“Semisal lampu panel surya yang ada di Pinka Kali Ngrowo, Huko Park, Taman Ketandan, semua itu berada di wilayah Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Jadi mulai pengadaan perawatan, semua itu ada di wilayah OPD awal dan belum ada penyerahan. Dan masih banyak lagi alat penerangan jalan yang bukan tanggung jawab Dishub Tulungagung,” ungkapnya.
Menurut Panji pihaknya hanya merawat alat penerangan yang masuk aset Dishub. “Sedangkan banyaknya sonar panel surta yang mati itu adalah aset DLH Kabupaten Tulungagung dan Provinsi. Jadi belum ada penyerahan aset ke kita,” tuturnya.
Pernyataan Panji pun mendapat tanggapan dari Ketua Perkumpulan Betik Rubhung Nusantara (PBRN), MIswanto. Dia juga mengaku menyesalkan minimnya anggaran perawatan APJ. " Saya sebagai masyarakat Tulungagung amat miris ketika Kabid Lalin Dishub menjelaskan tentang anggaran perawatan yang kecil. Seratus juta untuk 38.000 titik lampu itu rasanya tidak imbang. Jelas hasilnya tidak maksimal,” ujarnya,
H. miswanto pun juga berencana akan menyampaikan hal tersebut ke Bupati Tulungagung. Dengan harapan nantinya ada solusi soal penganggaran. (*)
*Reporter: Agus | Editor: Izzul Muttaqin
What's Your Reaction?