Tingkatkan Kompetensi: Dosen UIN KHAS Latih Guru Menulis Karya Ilmiah
Demi tingkatkan kompetensi menulis karya ilmiah, dua dosen Universitas Negeri Islam Kiai Haji Achmad Siddiq, Jember mengadakan pelatihan bagi para guru.
NARASINEWS.ID - Untuk meningkatkan kompetensi menulis karya ilmiah, dua dosen Universitas Negeri Islam Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember mengadakan pelatihan bagi para guru.
Pelatihan karya tulis ilmiah populer dengan inspirasi perspektif moderasi beragama ini diberikan pada guru Madrasah Diniyah B-05 Ranting Sidogiri Pondok Pesantren Miftahul Ulum Wongsorejo Banyuwangi, Kamis (7/11/2024).
Dua dosen yang melakukan pengabdian masyarakat Ahmad Winarno dan Fawaizul Umam sekaligus Dewan Pengasuh Miful.
Fawaizul Umam menyambut baik kegiatan pengabdian masyarakat UIN KHAS Jember tersebut. “Kami sampaikan terima kasih kepada pemateri,” kata dia.
Dia berharap, guru yang ada di Miful bisa memiliki motivasi lebih untuk menulis artikel. Sehingga website resmi lembaga bisa lebih aktif.
“Jadi harus lebih semangat lagi. Apalagi sudah mendapatkan pelatihan menulis berita dan opini,” imbau dia.
Pemateri penulisan berita, Ahmad Winarno memaparkan, menulis berita terutama straight news sangat mudah. Terpenting dilakukan secara berkelanjutan, sebab menulis adalah sebuah keterampilan.
“Keterampilan itu mestinya harus dilatih secara terus menerus,” jelas mantan jurnalis Kompas.com tersebut.
Winarno kemudian memberikan paparan tentang penulisan judul, penulisan berita dengan konsep piramida terbalik. Tampak peserta juga melakukan praktik langsung.
“Intinya menulis itu harus dibiasakan dan dilatih secara terus menerus,” terang dia. Di Ponpes Miftahul Ulum Bengkak sudah memiliki website resmi sehingga ada fasilitas untuk memuat karya-karya para guru.
“Manfaatkan website lembaga untuk terus berkarya. Karya kalian tetap abadi. Apalagi jika dikelola dengan profesional bisa menghasilkan cuan,” tegas dia.
Selain menulis berita peserta juga dibekali penulisan opini. Sebagai bahan menulis opini, dosen UIN KHAS sekaligus instruktur nasional moderasi beragama Kemenag RI, Fawaizul Umam memberikan pemahaman tentang insersi moderasi beragama.
Dekan Fakultas Dakwah UIN KHAS Jember ini memaparkan, insersi moderasi beragama adalah cara beragama yang tidak ekstrem tetapi juga tidak liberal.
“Moderasi beragama adalah cara beragama atau ekspresi beragama yang moderat. Bukan akidahnya yang dicampurkan dengan akidah lain,” kata dia.
Misalnya ada ayat berbunyi ‘Bunuhlah dimana kamu menemui mereka’. Jika ini dimaknai secara tekstual tanpa melihat konteks dari ayat ini maka setiap kali bertemu nonmuslim maka akan melakukan kekerasan yang menyebabkan kematian.
“Bukan ayatnya yang diubah tapi tafsirnya yang dipahami ulang agar beragama tidak mengganggu kemaslahatan umat,” tegas dia.
Dia memaparkan moderasi beragama adalah cara pandang, sikap, dan praktik agama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama.
Ada beberapa nilai universal agama yang ada di semua agama, yakni kemanusiaan, keadilan, kebebasan, kesetaraan, kasih sayang, kejujuran, kemaslahatan umum, dan kesalingan.
Menurutnya, ada beberapa kata kunci moderasi beragama. Yakni martabat kemanusiaan, kemaslahatan umum, adil, berimbang, taat pada konstitusi, komitmen kebangsaan, toleransi, antikekerasan, dan penghormatan pada tradisi.
“Dari kata kunci ini bisa membuat tulisan. Misalnya tentang penghormatan terhadap tradisi. Di sekitar kalian ada tradisi apa yang bisa ditulis,” terangnya.
What's Your Reaction?