Tak Bisa Melaut, Tak Bisa Bekerja! Warga Protes Krisis Listrik Berkepanjangan
Krisis listrik yang berkepanjangan di Desa Gunung Batu Besar, Kecamatan Sampanahan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, akhirnya memicu aksi protes warga.
NARASINEWS.ID – Krisis listrik yang berkepanjangan di Desa Gunung Batu Besar, Kecamatan Sampanahan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, akhirnya memicu aksi protes warga.
Puluhan warga Desa Gunung Batu Besar dari berbagai RT berkumpul di halaman Kantor PLTD Unit Listrik Desa (ULD) Gunung Batu Besar untuk menyampaikan keluhan sembari membentangkan kertas karton yang bertuliskan "Kami Butuh Listrik, Bukan Janji!" menjadi simbol tuntutan mereka terhadap pihak PLN.
Informasi yang didapat Sampai saat ini,warga Desa mengalami pemadaman berulang akibat keterlambatan pasokan bahan bakar minyak (BBM) untuk pembangkit listrik Hal tersebut tentunya sangat berdampak dan menghambat kehidupan sosial serta ekonomi masyarakat.
Salah satu tokoh masyarakat, Tajuddin Noor (58), menyampaikan bahwa pemadaman listrik yang terus berulang tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga menghancurkan mata pencaharian warga.
"Setiap saat, lampu desa kami mati. Jawaban yang diberikan PLN selalu sama, alasannya pasti mengenai pasokan BBM tidak mencukupi," ujarnya kepada Narasinews.id melalui WhatsApp, Selasa (6/5).
Menurutnya, masalah ini sudah terjadi berulang kali, dan kami sangat resah. Ini bukan hanya soal penerangan, tetapi menyangkut kehidupan ekonomi dan keseharian kami. Ia juga mengungkapkan bahwa Pemadaman ini paling berdampak pada nelayan yang bergantung pada es batu untuk menyimpan ikan.
Tanpa listrik, produksi es terganggu, membuat mereka kesulitan melaut. Begitu pula tukang bangunan, pedagang, dan pekerja harian lainnya yang mengalami hambatan dalam menjalankan usaha mereka.
"Kami terpaksa menghentikan kegiatan. Nelayan tak bisa menyimpan ikan, pedagang dan bengkel tutup lebih awal, pekerja harian kesulitan bekerja. Krisis listrik ini telah melumpuhkan ekonomi warga," tambah Tajuddin.
Menurut Tajuddin, keterlambatan pasokan BBM yang terjadi selama berbulan-bulan seharusnya bisa dicegah dengan perencanaan dan pencatatan konsumsi yang lebih akurat.
"Kami semua mendesak agar pihak PLN lebih sigap dalam mengantisipasi kebutuhan bahan bakar," ucapnya.
"PLN pasti memiliki data konsumsi BBM harian. Seharusnya mereka sudah bisa memperkirakan kapan stok BBM menipis dan segera mengirimkan pasokan baru. Namun, yang terjadi justru keterlambatan berulang kali, seolah tidak ada perhatian terhadap kebutuhan masyarakat," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Gunung Batu Besar, A. Yani, juga turut menyampaikan harapan agar PLN lebih serius menangani masalah ini. Ia menekankan bahwa pemadaman listrik tidak hanya berdampak pada desa mereka, tetapi juga pada beberapa wilayah lain yang bergantung pada pasokan listrik PLN.
"Kami meminta PLN untuk mengatasi masalah ini secara berkelanjutan, bukan hanya sementara. Jangan sampai keterlambatan pasokan BBM menjadi masalah rutin yang terus berulang. Warga butuh kepastian, bukan hanya janji," ujar A. Yani. (Hasbi/Yandi)
What's Your Reaction?






