
Narasinews.id, Situbondo- Keluhan politisi PKB terkait pengalihan anggaran rehabilitasi ruangan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Puskesmas Mlandingan ke perbaikan CT Scan mendapat tanggapan dari H Fahrudi. Politisi PPP yang menjabat ketua Komisi IV DPRD Situbondo ini menilai, CT Scan ataupun rehablitasi ruang ODGJ sejatinya sama-sama dibutuhkan.
Namun, mau tidak mau pemerintah harus lebih memprioritaskan salah satu diantara keduanya. Mengingat keterbatasan anggaran yang ada.
“Kalau menurut saya, lebih dibutuhkan CT Scan. Karena alat tersebut digunakan untuk melihat keadaan dan penyakit di dalam tubuh serta kepala. Semisal tumor, gegar otak dan lain sebagainya,” jelasnya.
Sangat disayangkan, kata H Fahrudi, jika fasilitas yang sangat penting itu tidak ada di Situbondo. “Misalnya ada orang kecelakaan dan gegar otak. Mau ditinjau memakai alat apa? Masak iya harus dikirim ke luar kota. Kan kasihan,” ungkapnya Kamis (4/3/2021).
Berbeda dengan rehabilitasi gedung ODGJ. Kata H Fahrudi, walaupun keadaanya kurang bagus, namun tempat tersebut masih bisa digunakan. “Meski demikian, saya tetap berharap ada renovasi di suatu waktu. Jika anggarannya ada. Namun untuk sekarang, yang lebih dibutuhkan adalah CT Scan” jelasnya.
Lebih lanjut, H Fahrudi menceritakan, pembelian CT Scan dilakukan pada tahun 2015. Dengan anggaran sekitar Rp 9 Miliar.
“Namun alat tersebut baru digunakan di tahun 2016. Kemudian di tahun 2020, saya mendapat keluhan dari masyarakat Situbondo yang mau di CT Scan. Kita pun lantas melakukan sidak sekitar dua minggu lalu,” jelasnya.
Ternyata benar, CT Scan di RSUD Abdoer Rahem tersebut sudah tidak bisa digunakan. “Informasinya sudah rusak sejak Mei 2020. Makanya kita dilakukan perbaikan. Dan anggaranya sekitar Rp 2,6 M,” tuturnya.
Nah, anggaran perbaikan sebesar Rp 2 M rencananya akan diambil dari DBHCHT. “Sementara sisanya dari APBD. Salah satu solusinya dengan mengalihkan anggaran rehabilitasi ruang ODGJ di Puskesmas Mlandingan,” ungkapnya. (ros/liz)
Discussion about this post